Indonesia saat ini sedang dalam proses menyelaraskan sistem jaminan mutu perikanan dengan Vietnam, Korea Selatan, dan Norwegia sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor.
Badan Penjaminan Mutu Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia – yang juga dikenal dengan akronim MFQAA – mengungkapkan bahwa Indonesia baru-baru ini melakukan pembicaraan bilateral dengan ketiga negara tersebut.
Otoritas Keamanan Pangan Norwegia (NFSA) dan Dewan Makanan Laut Norwegia (NSC) juga mengunjungi Jakarta bulan lalu.
Menurut Direktur Jenderal (Pj) MFQAA, Ishartini, pertemuan tersebut fokus pada uji coba e-sertifikat terkait ekspor perikanan. Kedua negara berencana untuk bertukar informasi melalui data pool masing-masing Badan National Single Window (LNSW) dan NFSA. Rencana ini juga dianggap sebagai tindak lanjut rencana aksi kerja sama antara Indonesia dan Norwegia sebagaimana disepakati dalam perjanjian pengaturan teknis yang ditandatangani di Bergen pada September tahun lalu. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara juga membicarakan program laboratorium kembar untuk menjamin kualitas dan keamanan produk perikanan.
“Maka Indonesia mengusulkan kemungkinan untuk memfasilitasi promosi produk perikanan Indonesia di EFTA [European Free Trade Association] dan Uni Eropa [EFTA], dan fasilitasi kegiatan inspeksi pra-perbatasan [Norwegia] setidaknya dua kali setahun,” kata Ishartini.
Indonesia dan Vietnam juga sepakat untuk memperluas kerja sama mereka dalam saling mengakui sistem jaminan kualitas dan keamanan produk kelautan dan perikanan. Kesepakatan ini membantu meningkatkan kemungkinan produk Indonesia diterima di Vietnam dan sebaliknya.
MFQAA Indonesia juga sedang melakukan pembicaraan dengan Korea Selatan mengenai rencana pemeriksaan yang dilakukan oleh Badan Manajemen Mutu Produk Perikanan Nasional (NFQS). Menurut Ishartini, NFQS akan meninjau sejumlah unit pengolahan ikan pada Agustus ini. Kedua lembaga juga sepakat untuk memperbarui informasi dan membahas prosedur ekspor-impor bilateral.
“Kita harus bekerja sama dan mempersiapkan diri dengan baik untuk memastikan unit pengolahan perikanan secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu dan keselamatan,” kata Ishartini, seraya menambahkan bahwa hasil inspeksi akan mencerminkan kinerja unit tersebut dan pada akhirnya mempengaruhi penerimaan Korea Selatan terhadap perikanan Indonesia. produk.
Pada tahun 2023, Indonesia mengekspor 4,9 juta kilogram produk perikanan – senilai sekitar $189 juta ke Vietnam. Ekspor perikanan ke Korea Selatan berjumlah 27,2 kilogram dan bernilai $100 juta pada tahun itu. Pemerintah juga melaporkan ekspor produk perikanan Indonesia ke Norwegia mencapai 4.555 kilogram atau sekitar $61.990 sepanjang tahun lalu.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menargetkan ekspor produk perikanan senilai $7,2 miliar sepanjang tahun 2024. Sekitar 99 persen produk perikanan Indonesia diterima di negara tujuan ekspor.